Langsung ke konten utama

TUGAS STRUKTUR 5 DAN 6



1. Jelaskan mengapa reaksi bersaing antara subtitusi dan eliminasi itu bisa terjadi?
Eliminasi adalah jalur alternatif ke substitusi. Berlawanan dengan reaksi adisi dan menghasilkan alkena. Eliminasi dapat berkompetisi dengan substitusi dan menurunkan jumlah produk, khususnya untuk SN1.

PERSAINGAN SUBSTITUSI DAN ELIMINASI
Ditinjau reaksi antara alkil halida dengan kalium hidroksida yang dilarutkan
dalam metil alkohol. Nukleofilnya adalah ion hidroksida, OH-, yaitu nukleofil kuat
dan sekaligus adalah basa kuat. Pelarut alkohol kurang polar jika dibandingkan  dengan air. Keadaan-keadaan ini menguntungkan proses-proses SN2 dan E2 jika
dibandingkan dengan SN1 dan E1.
            Misalnya, gugus alkil pada alkil halida adalah primer, yaitu 1-bromobutana.
Kedua proses dapat terjadi.
Hasilnya adalah campuran 1-butanol dan 1-butena. Reaksi SN2 cenderung terjadi jika digunakan pelarut yang lebih polar (air), konsentrasi basa yang sedang, dan suhu sedang. Reaksi E2, cenderung terjadi jika digunakan pelarut yang kurang polar, konsentrasi basa yang tinggi, dan suhu tinggi.
Seandainya kita mengganti alkil halida primer menjadi tersier, reaksi substitusi akan terhambat (ingat, urutan reaktivitas untuk reaktivitas SN2 adalah 1o >2o >> 3o). Tetapi, reaksi eliminasi akan cenderung terjadi karena hasilnya adalah alkena yang lebih tersubtitusi. Pada kenyataannya, dengan t-butil bromida, hanya proses E2 yang terjadi.


Jadi, bagaimana kita mengubah butil bromida tersier menjadi alkoholnya? Kita tidak menggunakan ion hidroksida, melainkan air. Air merupakan basa yang lebih lemah daripada ion hidroksida, sehingga reaksi E2 ditekan. Air juga merupakan pelarut polar, yang menguntungkan mekanisme ionisasi. Dalam hal ini, E1 tidak dapat dihindari sebab persaingan antara E1 dan SN1 cukup berat. Hasil utama adalah hasil subtitusi (80%), tetapi eliminasi masih terjadi (20%).


 Ringkasannya, halida tersier bereaksi dengan basa kuat dalam pelarut nonpolar memberikan eliminasi (E2), bukan subtitusi. Dengan basa lemah dan nukleofil lemah, dan dalam pelarut polar, halida tersier memberikan hasil utama subtitusi (SN1), tetapi sedikit eliminasi (E1) juga terjadi. Halida primer bereaksi hanya melalui mekanisme-mekanisme SN2 dan E2, karena mereka tidak terionisasi menjadi ion karbonium. Halida sekunder menempati kedudukan pertengahan, dan mekanisme yang terjadi sangat dipengaruhi oleh keadaan reaksi.


2. Suatu alkohol dapat diubah menjadi eter atau sebaliknya.  Jelaskan mengapa sifat kedua senyawa tersebut berbeda kontras dan berikan contoh-contoh nya??                                                                              
Alkohol merupakan salah satu senyawa turunan alkana yang paling sederhana dengan gugus fungsi –OH dan rumus umum CnH2n+2O.  
English: benzyl alcohol Polski: alkohol benzylowy
English: benzyl alcohol Polski: alkohol benzylowy (Photo credit: Wikipedia)
 Penamaan alkohol secara IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) umumnya dilakukan dengan mengubah akhiran –a dari alkana menjadi –ol, contohnya CH4 (metana) jika merupakan alkohol maka menjadi CH3OH (metanol). Sedangkan penamaan sederhananya yaitu alkil alkohol, dengan gugus R- sebagai alkil dan –OH sebagai alkohol. Salah satu contohnya adalah CH3OH disebut juga metil (CH3-) alkohol (-OH).
Adapun rumusan penentuan tata nama untuk alkanol didasarkan pada beberapa hal di bawah ini:
1. Untuk rantai C yang tidak bercabang, nama alkohol diturunkan langsung dari nama alkana yang sesuai, dengan akhiran –a diganti –ol seperti contoh di atas.
2. Untuk rantai C yang bercabang, maka:
-. Rantai terpanjang yang mengandung gugus –OH dan memiliki cabang terbanyak dianggap sebagai rantai utama.
-. Rantai utama diberi nomor yang dimulai dari salah satu ujung sehingga gugus fungsi mendapat nomor terkecil. Jika posisi gugus fungsi sama dari kedua ujung, maka penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai utama sehingga cabang-cabang alkil akan memiliki nomor terkecil.
Rumus penentuan tata nama alkohol dengan rantai C yang bercabang secara umum adalah: (no.cabang)-(nama cabang)-(no.gugus fungsi)-(nama rantai induk)
Contohnya adalah:
CHOH-CH2-CH2-CH3: 1-butanol
CH3-CHOH-CH2-CH3: 2-butanol
CHOH-CH-CH3-CH3: 2-metil-1-propanol
Uniknya, istilah alkohol lebih umum dipakai untuk menyebut etanol/etil alkohol (C2H5OH) daripada jenis-jenis alkohol lainnya (metanol, propanol, butanol, dsb). Mengapa begitu? Hal ini disebabkan karena etanol merupakan jenis alkohol yang paling sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai bahan minuman beralkohol maupun produk-produk sampingan yang dihasilkan oleh mikroorganisme melalui proses yang disebut fermentasi.
Alkohol memiliki beberapa sifat khas, yaitu:
1. Sifat Fisis
  • Umumnya membentuk ikatan hidrogen dari gugus hidroksilnya (-OH)
  • Secara umum, khususnya alkohol dengan rantai pendek (metanol dan etanol) memiliki sifat polar yang disebabkan oleh gugus hidroksil (-OH) sehingga dapat larut dalam air dan pelarut-pelarut organik
  • Memiliki titik didih yang relatif tinggi dibandingkan dengan beberapa senyawa hidrokarbon karena adanya ikatan hidrogen, yaitu 78oC. Sebagai perbandingan, titik didih heksana adalah 69oC dan titik didih dietil eter adalah 34,6oC
2. Sifat Kimia
  • Gugus hidroksil pada alkohol merupakan gugus yang cukup reaktif. Hal ini menyebabkan alkohol mudah bereaksi dengan senyawa-senyawa lain
Reaksi-reaksi alkohol:
1. Deprotonasi
Melalui proses deprotonasi, alkohol dapat berperan sebagai asam lemah yang dapat menghasilkan garam alkoksida dari reaksi dengan basa kuat seperti natrium hidrida atau senyawa logam aktif seperti natrium. Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut:
2 R-OH + 2 NaH→ 2 R-ONa+ + 2H2
2 R-OH + 2 Na→ 2 R-ONa+ + H2
2. Substitusi Nukleofilik
Secara umum gugus hidroksil pada alkohol bukan termasuk gugus pergi (leaving group). Agar reaksi substitusi nukleofilik dapat terjadi, alkohol memerlukan bantuan dari oksigen yang diprotonasi.
3. Dehidrasi
Alkohol yang dipanaskan dengan katalis asam sulfat pekat akan melepaskan molekul air (mengalami dehidrasi) membentuk eter dan alkena. Adapun yang membedakan produk yang dihasilkan adalah suhu pemanasan, dimana pemanasan pada suhu sekitar 130oC akan menghasilkan eter sedangkan pemanasan pada suhu sekitar 180oC akan menghasilkan alkena.
Reaksi dehidrasi alkohol menjadi eter dapat dituliskan sebagai:
2C2H5OH → C4H10O + H2O (2 etanol → dietil eter + air)
Reaksi dehidrasi alkohol menjadi alkena dapat dituliskan sebagai:
C2H5OH → C2H4 + H2O (etanol à etena + air)
4. Esterifikasi
Reaksi ini disebut esterifikasi karena menghasilkan produk berupa ester, dimana agar alkohol dapat menghasilkan ester, diperlukan asam karboksilat. Reaksi ini juga disebut sebagai esterifikasi Fischer. Selain asam karboksilat, reaksi ini juga memerlukan katalis berupa asam sulfat pekat melalui proses yang disebut refluks. Umumnya reaksi esterifikasi dilakukan dengan bantuan alat yang disebut Aparatus Dean-Stark. Reaksi esterifikasi dapat dituliskan sebagai:
R-OH + R’-COOH → R’-COOR + H2O
5. Oksidasi
Alkohol sederhana dapat terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air. Salah satu contoh alkohol sebagai bahan bakar adalah etanol yang dikenal dengan nama spiritus. Adapun reaksinya adalah:
C2H5OH(l) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(g) + kalor
Alkohol dapat teroksidasi menjadi beberapa senyawa, yaitu:
  • Alkohol primer dapat membentuk aldehida dan dapat teroksidasi lebih lanjut menjadi asam karboksilat
  • Alkohol sekunder dapat membentuk keton
  • Alkohol tersier tidak dapat teroksidasi karena tidak adanya atom karbon karbinol, yaitu atom karbon yang mengikat gugus –OH
Contoh penggunaan alkohol dalam kehidupan sehari-hari:
  • Metanol sebagai pelarut kimia, campuran untuk bahan bakar mesin, dan bahan pembuatan formalin/formaldehida (HCHO) untuk pengawet mayat dan bahan baku pembuatan polimer plastik, dll.
  • Etanol untuk antiseptik (alkohol 70%), campuran untuk minuman beralkohol, bahan bakar (spiritus), pelarut kimia, campuran untuk bahan bakar, dll.


Cara Membedakan Alkohol dengan Eter





Alkohol dan eter dapat dibedakan berdasarkan rekasinya dengan logam natrium dan fosforus pentaklorida. Prosedur kerja:
  1. Siapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
  2. Untuk tabung reaksi I. Masukan 0,5 mL larutan yang akan diuji perbedaannya pada masing-masing tabung reaksi.
  3. Tambahkan logam natrium ke dalam tabung 1.
  4. Amati apa yang terjadi!
Jika terbentuk gas hidrogen maka larutan tersebut merupakan alkohol dan sebaliknya apabila tidak terbentuk gas hidrogen maka larutan tersebut adalah eter. Hal ini disebabkan eter tidak bereaksi dengan logam natrium.

  1. Untuk tabung reaksi II. Tambahkan sedikit serbuk PCl5 ke dalam tabung reaksi.
  2. Amati apa yang terjadi!


Jika reaksi yang terjadi disertai pembebasan gas HCl maka larutan terssebut adalah alkohol, sedangkan apabila terjadi reaksi anmun tidak ada pembebasan HCl maka larutan tersebut adalah eter. Jika larutan tersebut adalah alkohol maka HCl yang terbentuk dapat di deteksi menggunakan kertas lakmus biru. Kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah ketika didekatkan ke mulut tabung reaksi.

Komentar

  1. saya akan menambahkan jawaban dari nomor 1
    Alkil halida paling banyak ditemui sebagai zat antara dalam sintesis. Reaksi eliminasi alkil halida dapat terjadi jika direaksikan dengan basa kuat. Akibatnya molekul alkil halida kehilangan satu atom H dan halidanya, namun tidak digantikan oleh gugus penyerang. Oleh karena yang dibuang adalah H dan X(halida), reaksi eliminasi halida sering juga disebut reaksi dehidrohalogenasi

    BalasHapus
  2. baiklah,saya akan menambahkan sedikit pada jawaban nomor 2.Kegunaan Eter
    Kegunaan eter adalah sebagai berikut.
    Sebagai pelarut zat organik, misalnya lemak dan damar.
    Sebagai obat bius dalam bidang kedokteran. Eter yang terpenting adalah dietil eter yang dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam perdagangan disebut eter. Kegunaan utama eter adalah sebagai pelarut dan obat bius (anestesi) pada operasi. Dietil eter adalah obat bius yang diberikan melalui pernapasan, seperti halnya kloroform atau siklopropana. Metil ters-butil eter (MTBE) digunakan sebagai aditif bensin, yaitu untuk menaikkan nilai oktan.


    Alkohol dan eter mempunyai rumus umum yang sama yaitu CnH2n+2O. Alkohol merupakan senyawa yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dan kita gunakan sebagai pelarut dan antiseptik. Alkohol yang kita kenal dan diperdagangkan dalam konsentrasi 70% dan 95% mempunyai rumus CH3CH2OH. Sedangkan eter yang kita jumpai dalam perdagangan terutama dietil eter (CH3-CH2-O-CH2-CH3) digunakan sebagai obat bius dan pelarut

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Baiklah saya akan mencoba menambahkan permasalahan nmr 1
    Reaksi substitusi yaitu reaksi yang melibatkan penggantian atom/gugus atom pada molekul dengan atom/gugus atom lainnya. Reaksi substitusi umumnya terjadi pada senyawa jenuh (tunggal) tanpa terjadi perubahan ikatan karakteristik (tetap jenuh)
    A + B - C --> A - C + B
    Contoh reaksi substitusi:
    Reaksi pembentukan haloalkana: reaksi alkana dengan halogen
    R - H + X2 --> R - X + H - X
    Contoh:
    CH3 - H + Cl2 --> CH3 - Cl + HCl
    Reaksi substitusi atom H pada alkohol dengan logam reaktif (Na, K)
    atom H pada gugus - OH dapat disubstitusi oleh logam reaktif seperti Na dan K
    R - OH + Na --> R - ONa + H2
    Contoh:
    2 C2H5 - OH + 2 Na --> 2 C2H5 - ONa + H2

    Reaksi alkoksi alkana (eter) dengan PCl5 menghasilkan haloalkana
    R - O - R’ + PCl5 --> R - Cl + R’ - Cl + POCl3
    Contoh:
    CH3 - O - CH3 + PCl5 --> CH3Cl + CH3Cl +POCl3

    Reaksi esterifikasi: reaksi pembentukan ester dari alkohol dan asam karboksilat
    R - OH + R’ - COOH --> R’ - COOR + H - OH
    Contoh
    CH3 - OH + CH3 - COOH --> CH3 - COOCH3 + H2O

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

reaksi substitusi dan eliminasi kimia organik

1. REAKSI SUBSITUSI Pengertian reaksi subsitusi       Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian atom senyawa hidrokarbon oleh atom senyawa lain. Reaksi substitusi pada umumnya terjadi pada   senyawa jenuh (alkana).   Alkana dapat mengalami reaksi substitusi dengan halogen. Reaksi secara umum: Atom karbon ujung suatu alkil halida mempunyai muatan positif parsial. Karbon ini bisa rentan terhadap (susceptible; mudah diserang oleh) serangan oleh anion dan spesi lain apa saja yang mempunyai sepasang elektron menyendiri (unshared) dalam kulit luarnya. Dalam suatu reaksi substitusi alkil halida, halida itu disebut gugus pergi (leaving group) suatu istilah yang berarti gugus apa saja yang dapat digeser dari ikatannya dengan suatu atom karbon. Ion Halida merupakan gugus pergi yang baik, karena ion-ion ini merupakan basa yang sangat lemah. Basa kuat seperti misalnya OH-, bukan gugus pergi yang baik. Spesi (spesies) yang menyerang suatu alkil halida dalam suatu reaksi substitusi disebut nu

KLASIFIKASI SENYAWA ORGANIK

A) SENYAWA RANTAI TERBUKA     Pada senyawa ini, gugus-gugus yang terikat pada ikatana sigma dapat berotasi mengikuti ikatan tersebut. Sehingga, atom-atom tersebut pada molekul rantai terbuka dapat diasumsikan berbagai macam posisi secara relatip gugus yang satu terhadap yang lain. misalnya saja, senyawa sederhana etena, dapat memiliki banyak isomer koformasi. Dimana, isomer konformasi adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul, rumus bangun, sifat kimia dan sifat fisika yang sama tetapi berbeda posisi gugusnya secara ruang akibat rotasi bebas melalui ikatan tunggal. Untuk menggambarkan konformasi dapat digunakan dua tipe formula yaitu flying wedge drawing dan proyeksi newman. - Proyeksi Newman Alkana Ikatan tunggal pada alkana dapat berotasi secara bebas karena rantainya terbuka. Rotasi ini akan menimbulkan adanya bentuk molekul yang disebut konformasi dan struktur yang timbul karena rotasi ini disebut conformer. Pada proyeksi Newman digambarkan dua atom C horizontal misalk